Selasa, 26 Maret 2013

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN AUDIT


Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah :
1.      Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumberdayanya secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan ompetitif, dan membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran sumberdaya-sumberdaya ke dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk dan jasanya.
Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi, dan bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa bernilai tambah penting yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan penilaian bisnis dan menjelaskan bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya yang berkaitan dengan nilai organisasi.
Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumberdaya-sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu entitas harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar, dan apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman. Siklus bisnis berlanjut sejalan dengan organisasi mempertimbangkan kembali tujuannya dan penyebaran sumberdaya-sumberdaya pentingnya.
Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi auditor untuk dipahami. Hal tersebut termasuk :
a.       Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya organisasi.
b.      Produk dan jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.
c.       Proses inti dan siklus operasional entitas.
d.      Keputusan investasi dan pembiayaan entitas.
Prosedur untuk memahami bisnis dan industri :
a.         me-review data industri
b.         me-review informasi bisnis kecil
c.         mengadakan tinjauan operasi klien
d.        mengajukan pertanyaan kepada komite audit
e.         mengajukan pertanyaan kepada manajemen
f.          me-review kertas kerja tahun lalu
g.         menentukan keberadaan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
2.      Melaksanakan prosedur analitik.
Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329) sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan.
Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
a.       Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya
b.      Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
c.       Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang diaudit.
Langkah-langkah yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis yaitu :
a.       Mengidentifikasi perhitungan atau perbandingan yang akan dilakukan
Jenis perhitungan dan perbandingan data yang digunakan adalah :
-          Perbandingan data absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah saat ini,s eperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau diprediksi.
-          Laporan keuangan ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
-          Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.
-          Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada periode saat ini dan periode masa lalu
-          Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji, penjualan, dan harga pokok produksi.
b.      Mengembangkan ekspektasi
Dasar pemikiran yang mendasari prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber.
-          Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang daoat dibandingan memberikan pertimbangan bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
-          Hasil yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
-          Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan bagaimana perubahan dalam satu aun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
-          Data industri. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.

c.       Melaksanakan perhitungan atau perbandingan.
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lal, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.
d.      Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
Analisis mengenai data rasio yang tepat menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan profitabilitas relatig terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan penting terhadap laporan keuangan entitas.
e.       Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.
Hal ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen.
f.       Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Perbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.
3.      Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
a. Tingkat laporan keuangan
b. Tingkat saldo akun
Material awal perlu ditetapkan karena pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.
4.    Mempertimbangkan risiko bawaan
Risiko bawaan (inberent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun. Risiko pengendalian (control risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akunatan asersi tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern. Risiko deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu risiko kegagalan auditor dalam memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan yang secara material disajikan salah.
5.    Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit yang dilakukan auditor adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam semua hal yang material, laporan keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas, dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian, danm risiko deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit terhadap asersi individual atau golongan transaksi.
6.    Memahami pengendalian intern klien
Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di in donesia mewajibkan klien untuk melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal klien, harus dijelaskan dalam laporan keuangan.
Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
2. Perjanjian persekutuan (partnership agreement)
3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham
4. Kontrak
5.Peraturan-peraturan pemerintah yang secara langsung menyangkut perusahaan klien
6. Arsip korespondensi


Selasa, 19 Maret 2013

10 STANDAR AUDITING

10 standar ini ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang dijadikan pedoman audit dalam laporan keuangan historis yang terdiri dari 3 standar yaitu :
- Standar umum
* latihan teknis dan keahlian profesi
*sikap independen
*kemahiran seksama
Jadi auditor harus memiliki keahlian profesi dan pernah mengikuti latihan teknis yang cukup. Berhubungan dengan perikatan auditor harus selalu bersikap independensi. Dan dalam pelaksanaan pekerjaannya auditor harus menggunakan kemahiran profesionalitasnya secara cermat dan seksama.

- Standar pekerjaan lapangan
* Rencana dan supervisi
* Pengendalian internal
* Bukti yang cukup kompeten
Jadi pelaksanaan pekerjaan auditor harus drencanakan dengan sebaik"nya, jika menggunakan asisten perlu di supervisi. Perlu pemahaman memadai tentang pengendalian internal.Bukti audit yang kompeten harus diperoleh dari inspeksi, pengamatan, konfirmasi atau lainnya.

- Standar pelaporan
* Prinsip akuntansi yang berlaku umum
* Ketidakkonsistensian
* Pengungkapan informatif
* Opini keseluruhan
Jadi laporan auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor harus menunujukkan jika ada ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.