Minggu, 31 Maret 2013
Selasa, 26 Maret 2013
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN AUDIT
Langkah-langkah penting dalam merencanakan audit adalah :
1.
Memperoleh
Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien
Agar dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki
pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transakasi, dan
praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari siklus bisnis
klien. Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan
sumberdayanya secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu
organisasi memahami kekuatan pasar dam peraturan yang mendefinisikan lingkungan
ompetitif, dan membuat keputusan penting yang berkenaan dengan penyebaran
sumberdaya-sumberdaya ke dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta
mendistribusikan produk dan jasanya.
Proses-proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas operasi,
dan bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Jasa
bernilai tambah penting yang ditawarkan akuntan publik berkaitan dengan
penilaian bisnis dan menjelaskan bagaimana arus kas dan pengembangan sumberdaya
yang berkaitan dengan nilai organisasi.
Entitas kemudian harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan
sumberdaya-sumberdaya serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada
tahap ini suatu entitas harus menentukan sumberdaya tambahan yang diperlukan,
bagaimana sumber daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan
modal dari luar, dan apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar
kembali pinjaman. Siklus bisnis berlanjut sejalan dengan organisasi
mempertimbangkan kembali tujuannya dan penyebaran sumberdaya-sumberdaya
pentingnya.
Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi auditor
untuk dipahami. Hal tersebut termasuk :
a.
Manajemen, tujuan
manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya organisasi.
b.
Produk dan jasa,
pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.
c.
Proses inti dan
siklus operasional entitas.
d.
Keputusan investasi
dan pembiayaan entitas.
Prosedur untuk memahami bisnis dan industri :
a.
me-review data
industri
b.
me-review informasi
bisnis kecil
c.
mengadakan tinjauan
operasi klien
d.
mengajukan
pertanyaan kepada komite audit
e.
mengajukan
pertanyaan kepada manajemen
f.
me-review kertas
kerja tahun lalu
g.
menentukan
keberadaan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
2. Melaksanakan prosedur analitik.
Prosedur analitis (pengujian analitis) di definisikan dalam PSA 22 (SA329)
sebagai evaluasi atas
informasi keuangan yang di lakukan dengan mempelajari hubungan logis antara
data keuangan dan non keuangan.
Prosedur
analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut :
a.
Dalam tahap perencanaan audit, untuk
membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit
lainnya
b.
Dalam tahap pengujian, sebagai
pengujian substantif untuk memperoleh bukti mengenai asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau transaksi.
c.
Pada penyelesaian audit, dalam
melakukan review akhir terhadap kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang
diaudit.
Langkah-langkah
yang terlibat dalam melaksanakan prosedur analitis yaitu :
a.
Mengidentifikasi
perhitungan atau perbandingan yang akan dilakukan
Jenis perhitungan dan perbandingan
data yang digunakan adalah :
-
Perbandingan data
absolut
Prosedur ini membandingkan jumlah
saat ini,s eperti saldo akun, dengan suatu jumlah yang diharapkan atau
diprediksi.
-
Laporan keuangan
ukuran umum
Prosedur ini membandingkan presentasi
dari total yang berhubungan yang direpresentasikan oleh komponen laporan
keuangan dengan jumlah yang diharapkan.
-
Analisis rasio
Sejumlah rasio yang seringkali digunakan oleh
manajemen atau analisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan dengan nilai
yang diharapkan untuk rasio tersebut. Jumlah dari hasil perhitungan dapat
dianalisis secara individual atau dalam kelompok yang berhubungan seperti rasio
solvabilitas, efisiensi, dan profitabilitas.
-
Analisis tren
Analisis tren melibatkan perbandingan
beberapa data bagi lebih dari dua periode akuntansi untuk mengidentifikasi
perubahan penting yang mungkin tidak nyata dari perbandingan yang terbatas pada
periode saat ini dan periode masa lalu
-
Hubungan informasi
keuangan dengan informasi nonkeuangan
Data nonkeuangan seperti jumlah
karyawan, luas ruang penjualan, dan volume barang yang diproduksi mungkin
berguna dalam memperkirakan saldo akun yang berhubungan seperti beban gaji,
penjualan, dan harga pokok produksi.
b.
Mengembangkan
ekspektasi
Dasar pemikiran yang mendasari
prosedur analitis dalam audit adalah hubungan antardata dapat diharapkan untuk
terus berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui atau sebaliknya. Selain
itu, penting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi
sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan
akhir tidak bias, dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi
dari berbagai sumber.
-
Informasi keuangan
klien untuk periode masa lalu yang daoat dibandingan memberikan pertimbangan
bagi perubahan yang diketahui. Secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo
akun periode berjalan, persentase ukuran umum, rasio atau hubungan antara data
keuangan dan data nonkeuangan harus memperkirakan jumlah periode masa lalu.
-
Hasil yang
diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan. Pendekatan ini termasuk
anggaran yang disiapkan klien, dan peramalan yang disiapkan oleh auditor.
-
Hubungan antara elemen-elemen
informasi keuangan dalam suatu periode. Hal ini termasuk mempertimbangkan
bagaimana perubahan dalam satu aun diharapkan akan mempengaruhi akun lainnya.
-
Data industri.
Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren perusahaan dalam suatu industri
tersedia untuk tujuan perbandingan dari sumber-sumber.
c.
Melaksanakan
perhitungan atau perbandingan.
Langkah ini termasuk mengakumulasi
data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase
perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lal, menghitung data ukuran umum
serta data rasio, dan lain sebagainya. Selain itu, langkah ini juga termasuk
pengumpulan data industri untuk tujuan perbandingan.
d.
Menganalisis data
dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.
Analisis mengenai data rasio yang tepat
menyediakan penilaian berkelanjutan atas solvabilitas, efisiensi dan
profitabilitas relatig terhada tahun lalu dan terhadap perusahaan lain dalam
industri yang sama. Secara serupa, perbandingan data entitas tahun berjalan dan
tahun lalu akan membantu auditor untuk memahami dampak kejadian atau keputusan
penting terhadap laporan keuangan entitas.
e.
Menyelidiki
perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.
Hal ini biasanya melibatkan
pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam
mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen.
f.
Menentukan dampak
hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
Perbedaan signifikan yang tidak dapat
dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah
saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus
ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang ebih
mendetil terhadap akun-aku tersebut. Prosedur analitis sering menyediakan
auditor petunjuk mengenai apakah suatu akun lebih mungkin dinyatakan lebih saji
atau kurang saji. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang
yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan
kontribusi bagi pelaksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.
3.
Mempertimbangkan
tingkat materialitas awal
a. Tingkat laporan keuangan
b. Tingkat saldo akun
Material awal perlu ditetapkan karena pendapat auditor atas kewajaran
laporan keuangan diterapkan pada laporan keuangan sebagai keseluruhan.
4.
Mempertimbangkan
risiko bawaan
Risiko bawaan (inberent risk) suatu risiko salah saji yang melekat dalam
saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun. Risiko pengendalian (control
risk) suatu risiko tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo
akunatan asersi tentang suatu saldo akun oleh pengendalian intern. Risiko
deteksi (detection risk) suatu risiko tidak terdeteksinya salah saji material
dalam suatu saldo akun atau asersi tentang suatu saldo akun oleh prosedur audit
yang dilaksanakan oleh auditor. Risiko audit suatu risiko kegagalan auditor
dalam memodifikasi pendapatannya atas laporan keuangan yang secara material
disajikan salah.
5.
Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Tujuan akhir perencanaan dan pelaksanaan audit
yang dilakukan auditor adalah untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang
rendah, untuk mendukung pendapat apakah, dalam semua hal yang material, laporan
keuangan disajikan secara wajar. Tujuan ini diwujudkan melalui pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang asersi yang terkandung dalam laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen.Karena keterkaitan antara bukti audit, materialitas,
dan komponen risiko audit (risiko bawaan, risiko pengendalian, danm risiko
deteksi), auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit
terhadap asersi individual atau golongan transaksi.
6. Memahami pengendalian intern klien
Penyajian laporan keuangan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi berterima umum di in donesia mewajibkan klien untuk
melaksanakan peraturan-peraturan pemerintah dan perjanjian-perjanjian legal
yang lain. Jika material, informasi mengenai kewajiban legal klien, harus
dijelaskan dalam laporan keuangan.
Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
Sebelum memulai verifikasi dan analisis terhadap transaksi dan akun tertentu, auditor perlu memahami kewajiban-kewajiban legal dan perjanjian-perjanjian yang menyangkut klien. Informasi tersebut tercantum dalam dokumen-dokumen berikut ini:
1. Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
2. Perjanjian persekutuan (partnership
agreement)
3. Notulen rapat direksi dan pemegang saham
4. Kontrak
5.Peraturan-peraturan pemerintah yang secara
langsung menyangkut perusahaan klien
6. Arsip korespondensi
Selasa, 19 Maret 2013
10 STANDAR AUDITING
10 standar ini ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia yang dijadikan pedoman audit dalam laporan keuangan historis yang terdiri dari 3 standar yaitu :
- Standar umum
* latihan teknis dan keahlian profesi
*sikap independen
*kemahiran seksama
Jadi auditor harus memiliki keahlian profesi dan pernah mengikuti latihan teknis yang cukup. Berhubungan dengan perikatan auditor harus selalu bersikap independensi. Dan dalam pelaksanaan pekerjaannya auditor harus menggunakan kemahiran profesionalitasnya secara cermat dan seksama.
- Standar pekerjaan lapangan
* Rencana dan supervisi
* Pengendalian internal
* Bukti yang cukup kompeten
Jadi pelaksanaan pekerjaan auditor harus drencanakan dengan sebaik"nya, jika menggunakan asisten perlu di supervisi. Perlu pemahaman memadai tentang pengendalian internal.Bukti audit yang kompeten harus diperoleh dari inspeksi, pengamatan, konfirmasi atau lainnya.
- Standar pelaporan
* Prinsip akuntansi yang berlaku umum
* Ketidakkonsistensian
* Pengungkapan informatif
* Opini keseluruhan
Jadi laporan auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor harus menunujukkan jika ada ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
- Standar umum
* latihan teknis dan keahlian profesi
*sikap independen
*kemahiran seksama
Jadi auditor harus memiliki keahlian profesi dan pernah mengikuti latihan teknis yang cukup. Berhubungan dengan perikatan auditor harus selalu bersikap independensi. Dan dalam pelaksanaan pekerjaannya auditor harus menggunakan kemahiran profesionalitasnya secara cermat dan seksama.
- Standar pekerjaan lapangan
* Rencana dan supervisi
* Pengendalian internal
* Bukti yang cukup kompeten
Jadi pelaksanaan pekerjaan auditor harus drencanakan dengan sebaik"nya, jika menggunakan asisten perlu di supervisi. Perlu pemahaman memadai tentang pengendalian internal.Bukti audit yang kompeten harus diperoleh dari inspeksi, pengamatan, konfirmasi atau lainnya.
- Standar pelaporan
* Prinsip akuntansi yang berlaku umum
* Ketidakkonsistensian
* Pengungkapan informatif
* Opini keseluruhan
Jadi laporan auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan telah disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor harus menunujukkan jika ada ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan.Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Langganan:
Postingan (Atom)